Sabtu, 27 Oktober 2018

BOSAN JIKA TIDAK MERINDU (PART 1)



“Ira, Ira,,,ngejombloh bae lu!  Gak sayang apa tuh bibir dianggurin terus!”
‘”Sialan lu….! Entahlah kenapa gue ngerasa belum terlalu terarik buat pacaran. Kayaknya ribet banget gitu. Lagian juga hidup gue belum beres-beres amat. Karir juga masih gini-gini terus, karakter gue pertumbuhannya juga masih gak beres. Banyaklah! Capek kalau dipikirin”.
 “Tahu deh, Lu yang bentar lagi punya anak!”  Ira meledek Bayu.
“Habisnya gue capek aja direpotin terus sama lu kalau kesepian malem-malem ajak ngopinya gue yah gimana bisa dapat cowok begok! Untung istri gue pengertian kalau gak udah disangka palakor kan lu sama orang-orang. Udah gini aja deh! Nih gue kasih kontak cowok, namanya Krisna. Kemarin gue udah bilang ke dia katanya entar malam doi mau kontak lu. Dibales yah jangan diblokir kayak kemarin. Kalau ini gak jadi, gue gak mau ngopi ama lu lagi!”

Ruangannya kecil
Si gadis tertidur pulas
Di luar ramai, remaja memburu nafsu

“DERING HP BERBUNYI”

Si gadis masih pulas
Di luar semakin ramai
Ternyata ini malam , malam minggu

“DERING HP BERBUNYI KEMBALI”

21.50                ‘HALO!’
21.58                ‘Hai Ira, Ak Krisna!
22.00               ‘Senang berkenalan dengan kamu! Lagi sibuk yah? Ak Krisna’
22.01                ‘Begok! Gmna ma si doi?Gk lngsung pkai lingeri kan?’
23.00               ‘Aku tidur dulu yah! Gutnite…. !’

“Lu gimana sih! Kan gue udah bilang itu doi mau kontak lu kemarin malam! Malah tidur kayak babi lu!  Udah balas isi chatnya?”
‘Read aja belum. Malas gue!’’
‘Tersera lu dah! Bye.. Gue mau mesra-mesraan dulu ama istri!”

TUT…TUT…  Telepon dimatikan!

            Ira mulai merasa sedikit panik. Sambil menggigit kuku jari telunjuknya, Ia coba menyusun rencana untuk membalas isi pesan tadi malam. Ia merebahkan tubuh di kursi, memainkan jemari, memukul-mukul kepala ke meja berharap ada satu ide yang keluar. Lima menit termenung, akhirnya niat untuk memblokir muncul. Namun tiba-tiba Ia teringat akan ancaman Bayu. Akhirnya Ia memberanikan diri menjawab pesan tersebut.

10.00                            ‘Hai Juga’
10.01                            ‘Hai…….. gmana tidurnya kemarin? Baru bangun yah?’
10.10                            ‘Iya’
10.10                            ‘Hari ini rencananya mau ngapain aja?’
13.00                            ‘Tidur’
13.01                            ‘Aku telepon yah!’

Dering HP Berbunyi
Seketika Ira terbangun dari kasurnya. Dengan sedikit panik, Ia melihat tanda di layar Hp, Video Call. “Mampos gue!” Ira terbangun dan merapikan rambutnya.

‘’Hai…………………………………!’’ Krisna bersuara lembut.
Sedikit kagok, Ira menaik-turunkan Hpnya. Tangannya sedikit bergetar,  “Hai!’’ Ira melambaikan tangannya.
‘’Kamu gak sibuk kan?’’.
“Lumayan sih!”
“Maaf yah kalau aku ganggu. Cuman pengen kenalan aja kok gak bakalan ngegigit!”
Ira mulai memberikan senyum kecil dan berharap kali ini waktunya tidak terbuang sia-sia.
‘’Nama aku Krisna. Aku kerjaannya bagusin komputer atau laptop di rumah-rumah. Kadang-kadang juga datang ke kantor atau ke rumah orang. Aku juga bisa ngelukis biasanya kalau lagi sepi aku cari-cari uang makannya dengan ngelukis. Cukuplah untuk nafkahi kamu!’
“Waduh padahal aku belum tanya apa-apa loh kamu udah jelasin begitu!” .
Bayu memang selalu mencari pilihan yang terbaik buat temannya. Dari dulu emang Ira sangat ingin punya kekasih seorang seniman.
‘’Aku tahulah kan biasanya perempuan butuh kepastian masa depan!”. Ira tersipu malu dan tanpa sadar obrolan mereka telah berlanjut selama empat jam. Baru kali ini Ira nyambung dan nyaman bercerita dengan lawan jenis selain Bayu. Banyak hal yang mereka obrolin kebanyakn tentang idealis dan prinsip hidup masing-masing. Itu yang membuat Ira merasa nyaman.

“Kamu mandi dulu sana. Aku ada laptop rusak yang harus selesai ini malam. Belum ada aku kerjai. Oh ya kamu tau gak? Tapi sebelumnya aku gak mau kamu geer. Kemarin malam ak nungguin balasan WA kamu sampai gak tidur-tidur loh. Udah ah! Bye…..” .
Ira tersenyum kecil dan memukul jidat dengan telapak tangannya.

Sabtu, 29 September 2018

DITINGGAL KEKASIH
Di bawah pangkuan bumi
Sudah dari jam dua pagi,
Saya masih betah di sini

Sudah terbiasa menimang rindu sendiri
Kemarin di depan rumah,
Seminggu yang lalu di toko pak Amin, sambil mengutang nasi

Ada jejak-jejak kamu di lantai rumah kita
Bertahun-tahun saya tidak menyapu rumah

Di depan TV kita pernah saling bercumbu
Berkali-kali aku bilang, ‘I love you too’

Saya ditinggal KEKASIH
tidak ada hak menuntut takdir
Ada penguasa semesta yang tidak bisa digugat

“Ma, kita mau kemana?’’
Rintik hujan mulai turun. Andi mengulurkan jemari bersentuhan dengan dinginnya air.
“Ma......!”

Andi bingung memilih antara Mama atau hujan sebab selama ini Ia tidak memiliki teman selain matahari dan air. Mama selalu sibuk bermain sendiri. Setengah jam sudah Ia ngobrol bersama hujan. Mereka saling bertukar pikiran tentang hal-hal yang paling disukai dan juga hal-hal yang paling menjengkelkan. Hujan senang bersentuhan dengan Andi sedangkan teman-temannya enggan bahkan untuk mendekatinya. Seketika Andi sadar bahwa Ia tidak sendirian.

‘’ssssshhhhh… Aku mau tanya mamaku dulu! Soalnya ak bingung kami mau kemana. Tunggu ya!’’ Andi memercikkan air dan meninggalkan hujan.
“Ma… Kita mau kemana?”. 
Seketika Ia sadar sambil memberikan senyum ,“Kenapa kepala kamu udah basah begini? Jangan main hujan terus entar sakit nak!” Ia memeluk dan mengusap-usap kepala Andi.
‘’Kita mau kemana Ma?’’
‘’Ketemu papa’’ Ia memeluk anaknya erat.
‘Beneran Ma? Yeay… Bentar lagi aku ketemu Papa? Yeay….’’Andi meloncat-loncat kegirangan. Tiba-tiba Ia terdiam “Emang papa dimana Ma?”.
Kini Ia menatap Andi dengan sangat dalam. Mengelus kepalanya, ‘’Disana!” Ia menunjuk ke ujung jalan.  
’’Kamu haus nak?“ Ia memecah keheningan.
Andi mengangguk. “Mama haus juga?”
“Iya…. Jam segini apa ada warung yang buka ya?” Ia memandang sekeliling sembari memegang tangan anaknya erat.
‘’Kita masih punya uang Ma?”


“Pa.. Kamu gak kerja?’’. Sudah dari lima menit yang lalu Ia bolak-balik kamar membangunkan suaminya yang tertidur pulas selama berjam-jam. Yunita memberanikan diri menyentuh kakinya, “Pa…Pa….. kamu gak kerja?’’.
‘’Kamu apaan sih? Aku capek setiap hari kerja terus tapi gak kaya-kaya. Mendingan tidur! Capek aku mikir terus gimana caranya bahagiain kamu Yun!’’ Ia memalingkan tubuh dari Yunita.
Yunita duduk di sebelahnya sambil mengelus kepala dan merangkulnya. ‘’Kamu gak laper? Kamu mau aku masakin apa?’’ Yunita merangkulnya dengan sangat erat.

‘’Yun, hari ini ulang tahun kamu kan? Kamu mau dibeliin apa?” Ia memeluk Yunita sambil mencium keningnya lembut. “Aduh! Gak bisa nafas ni! Kamu meluknya kencang banget! Yunita mencoba lari dari pelukannya. Ia malah memeluknya semakin erat, “Makanya kamu bilang ke aku mau kado apa?”. Yunita menggeleng-gelengkan kepala, menggigit telinganya dan berlari ke luar dari kamar. Mereka berkejar-kejaran sampai akhirnya rubuh di atas sofa di depan TV. “I love you” katanya lembut. ‘’Love you too” Yunita membalas ciuman bibirnya. Ia berbisik di telinganya, “Kamu mau kado apa?”.  Yunita memeluk dan membalas, bisiknya, “Kita masih punya uang Dit?”.

‘’Ma…… Ma…! Itu ada warung kecil ak liat. Kita masih ada uang gak? Ma…. Ma!’’
 “Ya….. Ya….! Kenapa nak ?” Yunita tersadar dari lamunnya.
“Kita jadi beli minum gak?”
‘’Kamu haus yah?” Ia melihat sekeliling dan hujan semakin deras. ‘’Kita butuh air yah. Ya udah kita minum air hujan ini dulu aja yah. Yang penting kan kita gak haus lagi” Yunita menarik tangannya pelan. Andi sangat bahagia karena kini dia semakin dekat dengan hujan dan bisa kembali bercerita tentang mobil-mobilan yang baru saja ia curi dari halaman depan rumah tetangganya.


Pada akhirnya kamu selalu menjadi bayang-bayang
Aku menyeka air mata dengan hujan
Sampai saat ini kamu adalah arah dari penantian 

Bagaimana bisa saya melupakan masa lalu?
Karena cinta bukan hanya tentang uang dan makanan
Aku suka kamu dan segala bujuk rayu

Kini ditinggal jiwaku
Kekasih tak mau lagi merayu
Dengan segala kegagalan Ia teralu lama menjauh 

Minggu, 14 Januari 2018

Antara Ada dan Tiada

"Pada zaman liberal ini kita ditawarkan beribu-ribu jalan terhadap banyaknya pendapat yang menyuarakan tentang kebenaran untuk hidup yang hanya sekali ini. Maka di saat itu juga,  Yesus bersuara dalam Firman nya, " Akulah jalan,  kebenaran,  dan hidup. Tidak ada satu orang pun yang sampai kepada Bapa kalau tidak melalui aku". Maukah kita anak muda berjalan bersamanya?. Mari kita bersatu di dalam doa"

Debora Rosita Siahaan, wanita single muda diusianya yang ke-28 tahun. Ia menyerahkan diri menjadi seorang pelayan pemuda sejak dua tahun silam. hampit arinya dihabiskan di Gereja. Itu artinya 17 dari 24 jam waktu sehari akan dia habiskan untuk pelayanan di Gereja.  Sedangkan sisa lainnya dihabiskan di atas kasur untuk tidur.
Hanya ada