Jumat, 15 Maret 2019


SEMINGGU YANG LALU
“Kok kamu gitu sih sama aku?” Emma menangis sekencang-kencangnya sambil terus memegang tangan Roni. “Emangnya salah aku apa? Toh berkali-kali udah kamu nunda hari pernikahan kita, aku masih terima kok. Bingung aku! Bingung banget Ron!”. Emma berdiam sejenak , meremas jemarinya yang terkulai lemas, mengambil nafas sebentar, lalu berpaling mundur dari Roni. “Aku tahu…. Aku tahu! Ada yang salah dari kamu beberapa minggu ini. Kamu kenapa?” Emma melangkah maju mendekati Roni. “Aku salah apa?” Dengan amarahnya, ditariknya baju Roni sambil memukul-mukul dadanya.
 “Jawab…………………………!” Berteriak hingga tersungkur dia ke tanah. “Ron…… Roni…… “ panggilnya pelan. “Sampai disini pun aku masih tetap mencintaimu!” Berlutut Emma lemas di hadapan Roni.
Isi pesan WA
14.05 Roni : Jadi kan kita ketemuan di tempat biasa?
14.07 Emma : Okay. Jam 5!.
“Kenalin Sis, ini Emma! Emma, ini Siska! “. Selama beberapa menit mereka hanya berdiam.
“Kalian mau order apa?” Roni memecah kesunyian.
“Aku milo dingin aja” Emma menjawab ketus.
“Aku juga!” Balas Siska.
“Kamu  udah kerja Sis?” Emma menatapnya garang.
“Aku baru tamat SMA jadi lagi nunggu pengumuman SBMPTN. Kalau kakak pasti udah kerja yah?”
“O…….Jadi kamu baru tamat SMA. BTW, Gak usah panggil kakaklah! Panggil nama aja! Lagian kalau dari muka, kita kelihatan seumuran kok! Kenal ama Roni gimana?”
“Proses kenalannya itu lucu banget kak! Sumpah! Aku kalau inget aja bisa ketawa sendiri. Jadi, Setahun yang lalu aku putus dari pacar aku, namanya Ronald. Aku blok dia dari semua akun sosmed aku. Seminggu kemudian, aku ngerasa kayak kangen banget sama dia. Jadi aku coba search dari akun instagram aku. Eh, Pas aku ketik Ron, muncul banyak akun kan kak. Aku coba follow semua akunnya. Aku mikirnya mungkin ada dari mereka yang bisa nantinya dekat sama aku. Selang berapa menit, gak nyampek setengah jam, Roni follback aku, terus sering gitu komen di story IG aku. Dia minta no WA, ngajak aku keluar, terus hampir tiap malam kami teleponan. Yah, pada akhinya aku gak bisa bilang gak waktu dia bilang pengen nikah sama aku”.
“Jadi…… kalian jadiannya kapan? Emma menatap Roni sinis.
“Dua bulanan setelah aku putus kak. Delapan bulan yang lalu lah! Ya kan Ron?” Jawab Siswa sambil merangkul Roni.
Emma mengaduk milo yang di hadapannya sambil tersenyum-senyum kecil. 
“Kakak gimana dengan pacarnya? Roni cerita ke aku katanya seminggu lalu kakak baru diputusin yah?”
What?” Emma tertawa sekencang-kencangnya sambil bertepuk tangan. “Emang bener yang dibilang Roni. Bener banget! Aku diputusin sama pacar aku. Seminggu yang lalu!”.

Isi pesan WA Roni dan Emma seminggu yang lalu.
19.00 Maaf! Kalau aku udah buat kamu nangis kayak tadi.
19.03  Aku butuh penjelasan bukan kata maaf.
19.05  Aku harus jelasin apa?
19.08 Kenapa kamu menjauh dari aku? Kamu ada perempuan lain.
19.10 Hemmmm…..
19.14 Bener kata temen-temen aku selama ini? Tega kamu! Jahat kamu! Jahat………………..! Kamu udah tahu jelas bahkan sangat jelas kalau aku saying banget sama kamu. Aku cinta sama kamu. Tiga tahun loh Ron kita jalanin semuanya sama-sama. Gampang banget kamu matahin hati aku. Cepat banget kamu mau ninggalin aku!
20.00  ………
20.01 Itu artinya apa Ron?
21.00 Panggilan tak terjawab
21.20 Kamu cuman baca aja? Gak mau angkat telp aku juga? Okay, aku mau ketemu dengan ceweknya sekalian sama kamu juga.
21.21 Ngapain? Kamu udah tua! Jangan buat masalah lah!
21.22 Kita ketemuan bertiga atau aku labrak dia.
21.23 Okay. Berarti kita udah official putus. Minggu depan di tempat biasa.


“Aku ke toilet dulu yah. Kebelet banget tiba-tiba”.Siska terburu-buru beranjak.
“Mau aku temenin gak?” Roni menarik tangan Siska. “Gak usahlah! Kasihan kak Emma sendiri nanti. Ngobrol aja dulu!”.
Emma melipat tangan, menatap Roni tajam! “Gara-gara dia kamu ninggalin aku?.
“ Seperti yang kamu lihatlah!” Jawab Roni tanpa merasa bersalah.
Emma menghapus air mata yang perlahan mulai menjatuh di pipi. Di usap dengan kedua tangannya. Bergerak dia mecodongkan badannya. “Kamu baru kenal udah ngajak dia nikah yah?” Senyumnya kecil.
Roni menyenderkan kedua siku lengannnya di atas meja. “Mau dibandingin sama dia? Itu mau kamu? Okay! Dia gak ribet! Dia gak pernah mikir tentang pernikahan sampai sedetil-detilnya. Gak pernah kayak nanya kalau berantem nyelesaiin masalahnya gimana. Bagi uang gimana. Beli rumah kapan. Beli mobil kapan. Orang tua tinggal sama siapa. Aku gak sanggup nanggepin pertanyaan kamu yang buat aku pusing. Sedangkan dia, waktu aku ajak nikah, dia hanya bilang iya dan percaya kalau semuanya bisa dibuat menjadi lebih sederhana. Dia juga lucu gak ngebosanin. Ada aja cerita-cerita yang menarik gak kayak kamu! Manusia konstan.


“Sorry agak lama! Tadi kebelet banget aku. Loh kok kak Emma udah banjir gitu? Kakak masih ingat mantan kakak yah?” Siska berjalan mendekati Emma.
Stop!” Emma beranjak dari kursinya sesegera mungkin menghindar dari pelukan Siska.
“Kakak kenapa? Apa yang kakak rasain sekarang aku ngerti kok aku juga pernah patah hati!”
Emma menatap Roni dengan air matanya yang terus berderai. Dihapusnya cepat-cepat, bangkit dia tegar menghadapi kenyataan bahwa segala kenangan yang dibelakang memang harus buru-buru ditinggalkan. Ditatapnya Roni sekali lagi. “Tenang! Aku baik-baik aja. Semoga……” Ditariknya  napas begitu dalam. “ Semoga kamu keterima di Universitas favorit kamu” Emma meninggalkan mereka dengan sepercik senyuman.